Oleocanthaladalah sebuah nama untuk suatu bahan kimia dalam minyak zaitun extra virgin (EVOO) yang berarti "MinyaK Aldehid yang bisa Menyengat" Bahan aktif aldehid ini didapatkan dari pengolahan zaitun ketika dihancurkan untuk membuat pulp dengan proses press/tekan. Para peneliti menemukan bahwa oleocanthal menyebabkan sel-sel kanker pecah dan mati dengan sangat cepat; dalam waktu 30
PenyanggaPerut Ibu Hamil Celana Dalam Hamil Korset Pasca Melahirkan Celana Dalam Korset Perlengkapan Bayi. Baju NON HAMIL. Dress Ning Ayu Clothing Jumpsuit / Baju Monyet / Overall. Sales / CS Online : Sales. Layanan Pelanggan. Indosat : 0857 30 191 191. Simpati : 081234 86 7788. Telepon : 031 5927323. LINE : @MamaHamilButik.
Ibuhamil yang terlalu banyak konsumsi keju bisa membuat anaknya kelak dapat dengan mudah terkena tekanan darah tinggi atau hipertensi. Hal ini disebabkan karena janin terlalu banyak mengonsumsi protein. Meski keju memiliki dampak negatif, konsumsi keju saat hamil sebenarnya baik karena keju merupakan salah satu sumber kalsium yang baik.
Deplesinutrisi ibu pada awal kehamilan lebih mungkin untuk menjadi masalah bagi wanita dengan interval interpregnancy pendek atau kehamilan awal . Deplesi gizi ibu didefinisikan sebagai perubahan negatif dalam status gizi ibu selama siklus reproduksi terjadi dari hamil , nonlactating kehamilan , untuk menyusui , untuk menyusui parsial , dan
Ikansidat (Anguilla bicolor) mengandung asam lemak tak jenuh yang memiliki manfaat bagi kesehatan. Ikan sidat mengandung asam lemak tak jenuh jamak yaitu omega-3 dan omega-6 seperti Linolenic Acid, Eicosatrienoic Acid, Linoleic Acid, Arachidonic Acid. Eicosapentaenoic acid (EPA) dan Decosahexaenoic. Nurhikmawati -G70115211 (2019)
MORALRIAUCOM - Ada sejumlah cara yang perlu dilakukan oleh ibu hamil untuk menjaga kesehatan diri dan juga janin. Salah satunya memastikan bahan makanan. Homepage / KESEHATAN Bahaya Toksoplasmosis Bagi Ibu Hamil dan Bayi. Desember 9, 2019 Desember 9, 2019 oleh moral riau.
Hn8E8M. Mustika Dara adalah produk kecantikan yang sedang populer di Indonesia. Produk ini diklaim mampu memutihkan kulit serta mengencangkan payudara secara alami. Namun, ada beberapa bahaya Mustika Dara bagi ibu hamil yang harus diketahui. Bagi ibu hamil, penggunaan Mustika Dara harus dilakukan dengan hati-hati karena dapat memengaruhi kesehatan janin. Apa itu Mustika Dara? Mustika Dara adalah produk kecantikan yang dibuat dari bahan-bahan alami seperti ekstrak tumbuhan, susu, dan kolagen. Produk ini diklaim mampu memutihkan kulit serta mengencangkan payudara secara alami. Mustika Dara tersedia dalam berbagai bentuk seperti sabun, lotion, minyak, dan kapsul. Bagaimana Mustika Dara Bekerja? Mustika Dara bekerja dengan cara memperbaiki struktur kulit yang rusak dan merangsang produksi kolagen dan elastin. Kolagen dan elastin adalah protein yang penting untuk menjaga kekuatan dan kekencangan kulit. Selain itu, Mustika Dara juga mengandung bahan-bahan alami yang dapat memutihkan kulit. Bahaya Mustika Dara Bagi Ibu Hamil Bagi ibu hamil, penggunaan Mustika Dara harus dihindari atau dilakukan dengan hati-hati karena dapat memengaruhi kesehatan janin. Beberapa bahaya Mustika Dara bagi ibu hamil antara lain 1. Mengganggu Pertumbuhan Janin Mustika Dara mengandung bahan-bahan alami yang tidak dianjurkan untuk dikonsumsi oleh ibu hamil. Beberapa bahan tersebut dapat memengaruhi pertumbuhan janin dan menyebabkan kelainan pada janin. 2. Menyebabkan Alergi Beberapa ibu hamil memiliki kulit yang sensitif dan rentan terhadap alergi. Penggunaan Mustika Dara dapat menyebabkan reaksi alergi pada kulit dan membahayakan kesehatan ibu hamil dan janin. 3. Menimbulkan Efek Samping Beberapa bahan dalam Mustika Dara dapat menimbulkan efek samping seperti iritasi, gatal-gatal, dan kemerahan pada kulit. Efek samping ini dapat membahayakan kesehatan ibu hamil dan janin. Alternatif Pengganti Mustika Dara untuk Ibu Hamil Bagi ibu hamil yang ingin merawat kulit dan payudara, ada beberapa alternatif pengganti Mustika Dara yang aman digunakan, antara lain 1. Minyak Zaitun Minyak zaitun mengandung antioksidan dan vitamin E yang baik untuk menjaga kelembapan dan elastisitas kulit. Minyak zaitun juga dapat mengurangi stretch mark pada kulit. 2. Minyak Kelapa Minyak kelapa mengandung asam lemak yang baik untuk kulit dan dapat membantu mengencangkan payudara. Minyak kelapa juga dapat memutihkan gigi dan mengurangi stretch mark pada kulit. 3. Krim Khusus Ibu Hamil Ada beberapa krim khusus ibu hamil yang tersedia di pasaran. Krim ini diformulasikan khusus untuk ibu hamil dan aman digunakan untuk merawat kulit dan payudara. Kesimpulan Mustika Dara adalah produk kecantikan yang sedang populer di Indonesia. Namun, bagi ibu hamil, penggunaan Mustika Dara harus dilakukan dengan hati-hati karena dapat memengaruhi kesehatan janin. Beberapa bahaya Mustika Dara bagi ibu hamil antara lain mengganggu pertumbuhan janin, menyebabkan alergi, dan menimbulkan efek samping. Bagi ibu hamil, sebaiknya menggunakan alternatif pengganti Mustika Dara yang aman digunakan seperti minyak zaitun, minyak kelapa, atau krim khusus ibu hamil.
Berikut sejumlah masalah kesehatan yang dapat ditimbulkannya. 1. Kelainan pada fisik janin FAS/FASD dapat menyebabkan cacat pada janin, baik secara fisik maupun mental. Kelainan yang tampak secara fisik antara lain jarak antar mata yang lebar, batang hidung rata, bibir atas yang tipis, tidak adanya philtrum atau lekukan di atas bibir, lingkar kepala bayi kecil, tinggi dan berat badan di bawah rata-rata, permasalahan pada otot dan gangguan keseimbangan tubuh, serta masalah pada jantung, ginjal, atau tulang. 2. Keterlambatan perkembangan intelektual Anak yang dilahirkan dari ibu yang minum alkohol saat hamil juga berisiko mengalami gangguan mental dan keterlambatan perkembangan intelektual, seperti keterlambatan bicara, hiperaktif, IQ rendah, anak sulit berkonsentrasi, kurangnya kemampuan bersosialisasi, dan masalah gangguan perilaku lainnya. 3. Masalah kesehatan pada ibu hamil Tidak hanya berdampak buruk untuk janin, minum alkohol juga membahayakan kesehatan ibu yang sedang mengandung. Terlalu banyak minum alkohol bisa meningkatkan risiko tekanan darah tinggi, dehidrasi, kekurangan gizi, hingga diabetes gestasional. Berbagai kondisi ini bisa membuat kehamilan menjadi berisiko. 4. Risiko terhadap kehamilan Berdasarkan sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Alcohol Research & Health disebutkan bahwa ibu hamil yang minum alkohol juga berisiko mengalami komplikasi berupa berat badan lahir rendah, kelahiran prematur, kematian mendadak, bayi lahir mati, serta keguguran. Adakah batasan minum alkohol selama kehamilan? Tentu saja, semakin banyak alkohol yang dikonsumsi ibu hamil, semakin tinggi risiko efek samping yang ditimbulkan. Meski begitu, sampai saat ini belum diketahui secara pasti berapa banyak alkohol yang bisa menyebabkan fetal alcohol syndrome atau keguguran. American Pregnancy Association menyatakan bahwa trimester ketiga merupakan masa ketika alkohol paling berpengaruh terhadap kehamilan, sebab saat itulah otak janin berkembang dengan pesat. Meski begitu, tidak ada pernyataan yang menyebutkan bahwa alkohol boleh dikonsumsi pada trimester pertama dan kedua. Oleh karena itu, sebaiknya Anda segera menghentikan konsumsi alkohol saat menyadari kehamilan. Dokter bahkan menyarankan untuk berhenti minum alkohol dari jauh-jauh hari jika Anda merencanakan kehamilan. Efek samping minum alkohol pada setiap kehamilan mungkin berbeda. Beberapa kondisi yang bisa meningkatkan risikonya yakni metabolisme tubuh yang lemah, hamil pada usia tua, pola hidup yang buruk sepert kebiasaan merokok saat hamil, dan faktor keturunan. Bagaimana cara berhenti minum alkohol saat hamil? Bagi Anda yang dalam keseharian memang tidak minum alkohol, tentu saja menghindarinya saat hamil bukanlah hal yang sulit. Sementara itu, bagi Anda yang masih berusaha berhenti minum alkohol karena sedang hamil atau merencanakan kehamilan, cobalah beberapa cara berikut. Jauhi tempat Anda biasa minum, seperti bar atau pesta. Dapatkan dukungan dari orang-orang sekitar Anda dengan memberi tahu bahwa Anda tidak minum alkohol. Jangan menyimpan alkohol di rumah Anda. Jika Anda masih merasa kesulitan bahkan setelah melakukan usaha seperti di atas, datanglah ke penyedia layanan kesehatan terdekat untuk menerima perawatan. Bagaimana jika Anda pernah telanjur minum alkohol saat hamil? Apabila Anda pernah minum alkohol saat hamil atau tidak menyadari adanya kehamilan saat sedang minum, segera hentikan dan periksakan diri ke dokter. Ceritakan pada dokter kapan terakhir kali Anda minum alkohol dan berapa banyak yang Anda minum. Setelah itu, dokter mungkin akan mencari tahu apakah terdapat tanda-tanda yang berhubungan dengan fetal alcohol syndrome. Semakin cepat Anda berhenti minum alkohol dan berkonsultasi dengan dokter, semakin baik pula dampaknya pada janin Anda. Kesimpulan Ibu hamil sebaiknya berhenti minum alkohol, bahkan jika Anda sedang merencanakan kehamilan. Efek samping yang paling umum adalah fetal alcohol syndrome. Kondisi ini dapat berdampak pada kelainan fisik dan mental, bahkan setelah bayi lahir. Belum diketahui secara pasti jumlah alkohol yang bisa mengganggu kehamilan. Oleh karena itu, ibu hamil disarankan benar-benar menghentikannya. Cari perawatan di penyedia layanan kesehatan jika ibu hamil belum bisa menghentikan konsumsi alkohol.
Kista ini pun umumnya bersifat jinak. Hanya saja, kista patologis bisa bertambah besar jika tidak terdeteksi dan diberi penanganan yang tepat. Pada kasus yang sangat jarang, kista ovarium ini pun bisa bersifat ganas. Apa penyebab kista saat hamil? Kista ovarium adalah salah satu masalah kehamilan yang cukup umum ditemukan, terutama di trimester awal. Melansir BMH Medical Journal, kasus kista ovarium ini terjadi pada sekitar 1 dari wanita hamil. Adapun jenis kista ovarium yang sering terdeteksi pada kehamilan adalah kista fungsional, tepatnya yaitu kista korpus luteum. Kista ini terbentuk ketika folikel gagal menyusut setelah sel telur dilepaskan. Setelah terjadi pembuahan, folikel yang tidak menyusut justru tetap berada di ovarium dan membentuk kista hingga kehamilan terjadi. Selain korpus luteum, ibu hamil juga bisa memiliki jenis kista lain sebelum kehamilan, seperti teratoma, cystadenoma, dan endometrioma. Kista ini mungkin tetap berada di ovarium saat hamil dan baru terdeteksi melalui USG kandungan secara rutin. Selain itu, beberapa jenis kista bisa tumbuh selama kehamilan dan terasa menyakitkan. Meski demikian, sebagian besar kasus kista ovarium saat hamil tidaklah berbahaya dan tidak memengaruhi kehamilan. Biasanya, kista fungsional saat hamil akan menghilang dengan sendirinya pada pertengahan trimester dua kehamilan. Namun, pada beberapa kasus, kista bisa menjadi besar dan menimbulkan gejala. Pada kondisi ini, Anda mungkin perlu menjalani operasi kista ovarium untuk mengangkat kantong berisi cairan tersebut. Apa gejala kista saat hamil? Umumnya, kista ovarium tidak menimbulkan gejala apapun. Ibu hamil mungkin tidak menyadari jika kista ini tumbuh sampai dokter menemukannya saat pemeriksaan kehamilan rutin. Meski demikian, gejala juga bisa muncul, terutama jika kista membesar. Berikut adalah beberapa gejala kista saat kehamilan. Sakit perut saat hamil, terutama di bagian bawah. Kembung. Perut terasa penuh atau tertekan. Nyeri saat buang air besar. Selain gejala di atas, Anda pun perlu mewaspadai tanda-tanda yang lebih serius, seperti mual dan muntah saat hamil, demam, sakit perut yang parah, napas cepat, terasa lemah, atau bahkan pingsan. Pasalnya, ini merupakan tanda-tanda jika kista ovarium telah pecah atau ovarium Anda telah bergeser torsi ovarium akibat pertumbuhan kista tersebut. Segera periksakan diri ke dokter jika Anda merasa ada perubahan yang tidak wajar pada masa kehamilan. Pengaruh kista ovarium pada kehamilan Sebagian besar kista saat hamil tak menyebabkan masalah atau komplikasi pada kehamilan, terutama jika kista hanya kecil serta tidak bertumbuh dan menimbulkan gejala. Seringkali, kista yang kecil ini bisa hilang dengan sendirinya sehingga ibu hamil yang mengalami kondisi ini tak membutuhkan pengobatan apapun. Kondisi yang perlu diwaspadai yaitu ketika kista ovarium tidak menyusut hilang tapi malah semakin membesar. Ukuran kista saat hamil bisa membesar hingga di atas 7 cm, pecah, atau berputar, atau menyebabkan ovarium bergeser torsi ovarium. Pada kondisi ini, ibu hamil bisa merasakan sakit yang cukup parah. Bahaya kista saat hamil jika ukurannya besar dan sampai menghalangi leher rahim sebagai jalur lahir bayi. Bahkan, pada beberapa kasus, pecahnya kista ovarium bisa menimbulkan perdarahan saat hamil yang sering disalahpahami sebagai keguguran. Selain itu, bahaya kista saat hamil lainnya adalah timbul masalah saat melahirkan. Biasanya, ini terjadi jika kista cukup besar hingga menghalangi jalan keluar bayi dari kandungan saat persalinan. Oleh karena itu, meski Anda memiliki kehamilan dengan kista yang kecil, dokter akan terus memantau kondisi Anda untuk memastikan kantong cairan ini tidak membesar dan menimbulkan masalah. Cara mendiagnosis kista ovarium saat hamil Kista ovarium dapat terdeteksi ketika cek kandungan lewat pemindaian USG. Hasil gambar USG dapat memperlihatkan lokasi dan seberapa besar ukuran dari kista. Selain itu dokter juga mungkin menyarankan tes lanjutan jika mencurigai Anda berisiko mengalami kista ovarium dengan melakukan pemeriksaan berikut. Tes pencitraan seperti CT, MRI, atau PET scan yang dapat menghasilkan gambar lebih jelas dan akurat. Tes darah untuk menguji keberadaan hormon LH, FSH, testosteron. Tes CA-125. Tindakan ini dilakukan bila dokter mencurigai bahwa kista Anda berpotensi kanker. Seringkali tes ini digunakan untuk perempuan berusia 35 tahun, karena pada usia tersebut risiko Anda kena kanker ovarium tinggi. Bagaimana cara mengobati kista pada kehamilan? Setelah kista terdeteksi, biasanya dokter akan memantau dulu perkembangan kista tersebut untuk menentukan tindakan yang diperlukan. Jika ukuran kista kecil dan tak berbahaya, dokter hanya akan meminta Anda untuk rutin periksa ke dokter kandungan dan menjalani USG guna melihat apakah kista sudah makin mengecil atau hilang seluruhnya. Namun, jika kista menimbulkan masalah kehamilan, Anda mungkin memerlukan pengobatan sesuai kondisi Anda. Jika ovarium pecah, dokter mungkin hanya memberikan obat untuk ibu hamil guna meredakan nyeri. Pada kondisi ini, biasanya tubuh ibu hamil akan menyerap kista yang pecah. Dokter mungkin hanya menyarankan ibu hamil untuk beristirahat dan memantau apakah ada tanda infeksi pada kehamilan yang muncul. Namun, jika kista menyebabkan torsi ovarium atau membesar dan menimbulkan gejala, operasi pengangkatan kista mungkin akan dokter rekomendasikan. Adapun operasi biasanya akan dokter lakukan pada trimester dua kehamilan. Pasalnya, operasi pada trimester awal meningkatkan risiko keguguran. Meski demikian, operasi bisa dokter lakukan sesegera mungkin setelah kista terdeteksi, meski berada pada trimester pertama kehamilan. Bila ini terjadi, Anda mungkin perlu mengonsumsi suplemen progesteron setelahnya untuk menjaga kesehatan kehamilan dan janin Anda. Adapun metode operasi yang dokter lakukan umumnya berupaya laparoskopi yang menggunakan sayatan kecil di perut. Namun, bila kista besar atau ada kemungkinan jika itu adalah kanker ovarium, operasi dengan sayatan besar laparotomi mungkin bisa dokter lakukan.
Diare merupakan gangguan saluran pencernaan yang dapat terjadi pada siapapun termasuk juga ibu hamil. Apabila diare saat hamil terjadi, maka Bunda harus waspada terhadap kondisi ini. Kondisi seperti ini dapat menimbulkan rasa tidak nyaman pada penderitanya, bahkan jika disertai mual dan muntah. Apabila tidak segera ditangani, diare dapat berdampak pada kondisi yang lebih parah, yaitu menyebabkan dehidrasi. Sedangkan dehidrasi bisa berakibat fatal pada ibu hamil, karena itulah Bumil harus mewaspadai gejalanya dan hindari faktor risikonya. Klik image di bawah ini untuk baca lebih lanjut Bahaya diare saat hamil yang patut Bunda ketahui Dehidrasi bahaya bagi ibu hamil, bahkan janin yang dikandungnya pun berisiko terkena dampaknya. Salah satu bahaya dehidrasi yakni bisa menyebabkan rendahnya air ketuban, di mana kondisi ini dapat menyebabkan cacat lahir atau bahkan keguguran. Sedangkan jika diare saat hamil di trimester ketiga, kemudian sang ibu hingga mengalami dehidrasi, ini bisa memicu kelahiran prematur akibat cairan ketuban yang rendah. Komplikasi persalinan seperti persalinan sesar maupun kompresi tali pusat pun rentan terjadi. Artikel terkait Diare pada ibu hamil bisa menyebabkan keguguran? Ini faktanya! Untuk mencegah kondisi diare menjadi lebih berbahaya, pastikan untuk minum banyak air putih maupun cairan lainnya. Namun, jika sudah terlanjur diare, waspadai tanda dan gejala dehidrasi Kencing lebih jarang Air seni berwarna kuning atau oranye yang sangat gelap Urin memiliki bau yang kuat Mulut kering Sakit kepala Merasa pusing, sakit kepala, atau dapat memicu Bunda bisa pingsan Lantas, sebenarnya apa saja pemicu diare pada ibu hamil? Penyebab diare saat hamil Umumnya, penyebab diare selama hamil adalah karena adanya perubahan hormon. Terkadang hormon ibu hamil dapat menyebabkan proses pencernaan melambat dan akhirnya menyebabkan diare. Selain itu, masih ada beragam penyebab lain diare pada ibu hamil, di antaranya adalah sebagai berikut 1. Kebiasaan Makan Kehamilan mungkin membuat Bunda untuk makan lebih sehat. Terkadang, perubahan mendadak ke makanan yang lebih bergizi dan kaya serat bisa menyebabkan perubahan buang air besar, salah satunya adalah membuat diare. 2. Vitamin Prenatal Ada banyak merek vitamin prenatal, di mana beberapa suplemen mungkin menyebabkan sembelit dan beberapa dapat menyebabkan diare. Jika Bunda merasa diare karena vitamin yang dikonsumsi, sebaiknya langsung bicarakan pada dokter dan mintalah rekomendasi vitamin penggantinya. 3. Virus dan Bakteri Paparan virus dan bakteri berisiko menyebabkan diare pada ibu hamil. Selain itu, keracunan makanan pun bisa menjadi penyebabnya, serta beberapa penyakit seperti crohn salah satu penyakit radang usus kronis, penyakit celiac penyakit autoimun yang terjadi akibat konsumsi gluten, dan hipertiroidisme. Diare di trimester ketiga kehamilan Apabila diare terjadi di trimester ketiga, mungkin saja ini tanda kalau hari persalinan Bunda semakin dekat. Ini biasanya terjadi tepat sebelum persalinan atau beberapa minggu sebelumnya. Walau demikian, Bunda harus waspada jika diare terjadi beberapa minggu sebelum persalinan. Sebab, itu bisa menjadi tanda kalau persalinan prematur akan terjadi. Meskipun begitu, kondisi tersebut tidak terjadi pada semua ibu hamil. Bunda disarankan konsultasi pada dokter untuk mengetahui kondisi yang sebenarnya. Kondisi yang mengharuskan Bunda segera pergi ke dokter Diare yang serius dapat menjadi tanda infeksi hingga menyebabkan dehidrasi yang memicu gangguan kehamilan yang lebih parah. Maka dari itu, segera hubungi dokter apabila Bunda mengalami tanda-tanda seperti ini Diare semakin parah, bukannya menjadi lebih baik Berlangsung lebih dari satu hingga dua hari Bunda melihat darah saat buang air besar Timbul gejala lain saat diare, seperti demam dan muntah Memiliki tanda-tanda dehidrasi Merasakan sakit di area bawah perut Mengalami kontraksi Tidak merasakan gerak bayi seperti sebelumnya Cara mengatasi diare selama hamil Sebagian besar kasus diare akan hilang dengan sendirinya dalam beberapa hari. Namun, saat diare, pastikan jika Bunda minum banyak air putih, jus, dan kaldu agar tubuh tetap terhidrasi dan mengganti elektrolit yang telah hilang dari tubuh. Air akan membantu mengembalikan cairan yang hilang. Sementara, jus akan membantu memenuhi kembali kadar kalium dan kaldu akan membantu memenuhi kembali natrium. Sedangkan jika diare tidak sembuh dengan sendirinya, segeralah konsultasi dengan penyedia layanan kesehatan dan dokter. Hal itu pun untuk menentukan apa penyebabnya. Itulah informasi terkait diare saat hamil yang patut Bunda ketahui. Semoga informasi ini bermanfaat. Referensi American Pregnancy Association dan verywell family Baca juga Diare Saat Hamil, Berbahayakah bagi Janin dan Bumil? Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.
Pernikahan bukan sebuah solusi untuk menghindari zina bahkan memperoleh ekonomi yang baikPernikahan dini merupakan akad nikah yang dilakukan oleh pasangan pada usia di bawah kesesuaian aturan yang berlaku. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2019 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan menyebutkan bahwa perkawinan hanya diizinkan apabila pria dan wanita sama-sama sudah mencapai umur 19 jika belum mencapai usia tersebut, pernikahan dapat dikatakan sebagai pernikahan Indonesia sendiri ada banyak sekali yang mengajukan pernikahan dini dengan berbagai alasan. Di antaranya adalah untuk mencegah terjadinya hubungan seks di luar nikah hingga alasan sedikit masyarakat Indonesia yang beranggapan bahwa dengan menikahkan anak, beban orang tua akan berkurang karena hidup anak tersebut akan menjadi tanggung jawab pasangannya setelah kenyataannya, melakukan pernikahan dini justru hanya akan memperpanjang rantai kemiskinan dan menimbulkan masalah-masalah lain.“Pernikahan dini tidak dianjurkan karena dampaknya banyak banget. Yang pertama, tentu secara fisik. Kemudian, terpapar melakukan hubungan seksual pada usia lebih dini yang berisiko meningkatkan risiko infeksi menular seksual, infeksi human papillomavirus HPV yang bisa meningkatkan risiko terjadinya kanker serviks,” ungkap dr. Darrel Fernando, MRCOG, MM, MARS, FICS, melalui podcast AKSES episode 2 yang rilis pada 9 Juni 2023 apa saja ya bahaya yang akan timbul apabila melakukan pernikahan dini?Berikut ini penjelasan mengenai bahaya pernikahan dini yang telah rangkum. Disimak sampai akhir, yuk!1. Memengaruhi kesehatan mental anakFreepik/master1305Anak yang mengalami pernikahan di usia dini akan tercuri haknya sebagai seorang anak, seperti hak pendidikan, hak untuk hidup bebas dari kekerasan dan pelecehan, hak kesehatan, hak dilindungi dari eksploitasi, dan hak tidak dipisahkan dari orangtua. Karena itu, pernikahan dini bisa memengaruhi kesehatan mental. Dengan kondisi jiwa dan emosi yang belum stabil, tidak bisa mengurus diri sendiri karena harus menjalani peranan orang tua, masalah keuangan dalam keluarga, dan masalah lain, tentu akan berpengaruh pada hubungan suami-istri yang nantinya berdampak pada psikologis akan mengalami sejumlah persoalan psikologis, seperti cemas, depresi, bahkan keinginan untuk bunuh diri yang lebih tinggi dibandingkan dengan wanita yang sudah cukup Picks2. Timbulnya risiko penyakit menular seksualPexels/Tara-winsteadSelain menyebabkan kesehatan mental, hubungan seksual yang dilakukan oleh pasangan di bawah usia 19 tahun akan lebih berisiko terkena penyakit menular seksual, seperti HIV. Hal tersebut dapat terjadi karena kurangnya kesadaran untuk memakai alat kontrasepsi saat melakukan hubungan seksual. Selain itu, organ reproduksi wanita yang belum berkembang sempurna, juga turut andil dalam meningkatkan risiko terhadap infeksi HIV melalui luka pada selaput dara, vagina, maupun leher penyakit menular seksual lainnya di antaranya adalah herpes, gonore, dan klamidia infeksi jamur, human papillomavirus HPV, dan kanker serviks leher rahim.3. Risiko gangguan kehamilanFreepik/freepikHamil pada usia dini cenderung lebih berisiko dan risikonya pun tidak main-main. Dengan proses persalinan yang sangat panjang hingga berhari-hari, tentu dapat membahayakan kondisi ibu dan janin, bayi dapat terlahir prematur dan berat badan lahir rendah. Tidak hanya itu, bayi juga bisa mengalami masalah tumbuh kembang karena mengalami gangguan sejak lahir. Terlebih jika pengetahuan orangtua sangat minim terkait perawatan yang dilahirkan oleh ibu dengan usia di bawah 20 tahun, berisiko mengalami kematian atau tidak bisa bertahan hidup dalam seminggu pertama setelah pada ibu, risiko yang bisa terjadi adalah mengalami anemia dan preeklamsia. Kondisi ini akan memengaruhi kondisi perkembangan janin. Apalagi jika preeklamsia sudah menjadi eklamsia. Kondisi tersebut akan sangat membahayakan ibu dan janin karena dapat mengakibatkan Risiko tingkat sosial dan ekonomi yang rendahPexels/PixabayPernikahan dini juga menimbulkan risiko tingkat sosial dan ekonomi yang rendah. Sebab, sebagian dari mereka yang menjalani pernikahan dini cenderung putus sekolah. Mau tidak mau, mereka harus memenuhi tanggung jawabnya setelah menikah, seperti mengurus rumah tangga, mengurus anak, hingga mencari nafkah. Masa muda yang seharusnya dipenuhi oleh bermain dan belajar untuk mencapai masa depan yang lebih bagus dan kemampuan finansial yang lebih baik, menjadi lenyap. Untuk mendapatkan pekerjaan juga akan lebih susah akibat putus membutuhkan kematangan dalam berbagai hal, tidak hanya fisik, psikologis, dan emosional saja. Kedewasaan diri secara mental dan finansial sangat penting diperhatikan sebelum memutuskan untuk menjalani pernikahan dan membangun rumah Meningkatkan risiko kekerasan seksualFreepik/KamranAydinovBerdasarkan penelitian dari NCBI, menjalani pernikahan dini atau menikah pada usia di bawah 18 tahun cenderung mengalami kekerasan seksual dari pasangannya. Hal tersebut dikarenakan kurangnya pengetahuan dan pendidikan, serta belum mampu berpikir kondisi pengetahuan yang kurang dan emosional yang belum stabil membuat rasa marah dan ego lebih mudah terbentuk. Sehingga, bukannya menyelesaikan masalah dengan komunikasi dan diskusi yang baik, malah menggunakan kekerasan, baik secara fisik maupun kekerasan akan semakin tinggi, terlebih jika jarak usia antara suami dan istri semakin dia bahaya pernikahan dini yang perlu Mama ketahui. Apapun alasannya, pernikahan dini ini tidak dianjurkan, justru harus dihindari. Ingat ya, Ma, setiap anak punya hak untuk tumbuh, belajar, dan bersosialisasi. Semoga informasi ini bermanfaat dan dapat menjadi ilmu baru bagi Mama, ya!Baca jugaWah! Ternyata Bahaya Nih, Mengizinkan Anak Makan Camilan di Malam HariIngin Anak Terhindar dari Bahaya Rokok? Ini 6 Tips Membicarakannya!Dampak Berbahaya Minum Alkohol yang Harus Diketahui Remaja
bahaya mustika dara bagi ibu hamil